Tiada Tempat Yang Nyaman Untuk Bersandar Selain Bersandar Kepada Tuhan


Entah bagaimana rasanya hidup tanpa Tuhan. Hidup tidak selalu mulus, banyak lika liku yang dihadapi. Berbagai tantangan yang tak terduga membuat hati syok tak berdaya. Hanya berharap dan bersandar kepada Tuhan yang dapat menentramkan hati kita. Hanya Tuhan lah yang lebih memahami apa yang dirasakan oleh manusia. 
 
Jangan sesekali menyandarkan hidup kepada manusia meskipun kepada orang yang terdekat dihati entah itu kepada orang tua, anak, kekasih, suami, istri, dll orang terdekat di hati. Sering kita jumpai realita rasa ingin sekali memiliki figur orang tua yang diharapkan, anak yang diharapkan, istri atau suami yang ideal namun kenyataannya tidak sepenuhnya sesuai harapan. Oleh karenanya segala harapan kita sandarkan kepada Tuhan bukan kepada manusia supaya tidak kecewa. Baca juga, Cara Mengatasi Hati Yang Resah (Galau) Tidak Menentu

Manusia tidak bisa hidup tanpa harapan karena harapan dapat membuat semangat dalam mencapai cita - cita. Namun tidak semua keinginan manusia dapat tercapai. Jika keinginan atau cita - cita tidak tercapai kita tidak perlu kecewa karena ada Tuhan.

 Tuhan akan mencatatnya sebagai gudang amal kebaikan dalam lika liku kehidupan manusia jika selalu dalam kebaikan. Hendaklah selalu mengingat Allah dalam suka dan duka baik dalam keadaan duduk, berdiri, maupun tidur sebagaimana firman Allah SWT surat Ali Imran 190 - 191 sbb:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda - tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal. Yaitu orang - orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sambil berkata, "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia -sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
 



 
Jangan pernah iri dengan kekayaan, kecantikan, ketampanan, ketenaran dan kesenangan manusia di dunia karena setiap manusia akan ditanya apa - apa yang diperbuatnya dan Tuhan Yang Maha Adil yang akan mengadilinya. Sebagaimana hadis nabi SAW:

Tidak bergeser kaki seseorang hamba sehingga ia akan ditanya tentang empat perkara yaitu yaitu: Tentang umurnya untuk apa ia habiskan? Tentang ilmunya untuk apa ia amalkan? Tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan? dan Tentang badannya untuk apa ia gunakan? (HR Tirmidzi)
 
Bagaimanapun hebatnya manusia dan bagaimanapun terpuruknya manusia suatu saat pasti akan menghadap kepada Tuhan untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya.

Pada kenyataannya yang dikenang oleh manusia kepada manusia lain baik yang hidup maupun yang telah wafat adalah kebaikannya. Demikian juga yang akan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan adalah berapa banyak kebaikannya dalam habluminannas maupun habluminallah.

Selama hidup di dunia bagaimanapun sulitnya dan senangnya hidup hanya kebaikan yang memberkas dalam kehidupan. Keburukan hanya akan menjadi menjadi aib dan menjadi penyesalan didunia maupun diakhirat